BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modul
merupakan suatu bahan ajar yang memiliki konten tentang materi pembelajaran
yang akan diajarkan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran. Materi
ekonomi yang diberikan kepada peserta didik salah satunya adalah materi tentang
siklus akuntansi perusahaan jasa. Dalam hal ini, modul dapat berfungsi sebagai
media yang dapat menyimpan dan memberikan pengetahuan berupa materi tentang
siklus akuntansi perusahaan jasa kepada peserta didik.
Karena
karakteristik setiap peserta didik itu sangat beragam maka tentu pada saat
proses pembelajaran akan ditemukan beberapa kesulitan dalam mempelajari siklus
akuntansi ini. Oleh karena itu, modul tentang siklus akuntansi perusahaan jasa
perlu disusun dengan baik dan menarik.
B. Deskripsi Singkat
Perusahaan
jasa adalah suatu usaha atau lembaga yang kegiatannya dibidang jasa. Siklus
akuntansi merupakan perputaran atau urutan setiap kejadian atau proses
transaksi yang kemudian di analisa sehingga mengakibatkan terbentuknya sebuah
laporan keuangan.
Jadi,
siklus akuntansi perusahaan jasa adalah perputaran atau urutan setiap kejadian
atau proses transaksi yang kemudian di analisa sehingga mengakibatkan
terbentuknya sebuah laporan keuangan pada suatu usaha atau lembaga yang
kegiatannya dibidang jasa. Ada tiga tahap dalam siklus akuntansi:
1. Tahap pencatatan (Recording Phase)
2. Tahap pengikhtisaran (Sumarizing Phase)
3. Tahap pelaporan
C. Standar Kompetensi
Memahami
penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa
E. Manfaat
Modul
siklus akuntansi perusahaan jasa dibuat agar siswa mengetahui hal-hal yang
berkaitan dengan akuntansi perusahaan jasa. Di dalam siklus akuntansi
perusahaan jasa akan di jabarkan mengenai siklus akuntansi jasa, jurnal umum,
posting serta neraca saldo dan sebagainya.
F.
Tujuan
Pembelajaran
Setelah
mempelajari modul yang berisi materi siklus akuntansi perusahaan jasa ini,
diharapkan peserta didik dapat memahami dengan jelas semua hal yang berkaitan
dengan siklus akuntansi perusahaan jasa. Mampu menganalisa setiap tahap dalam
siklus akuntansi dan terakhir dapat mengerjakan beberapa latihan atau evaluasi
yang untuk mengukur sejauh mana kemampuan peserta didik dalam mempelajari
materi siklus akuntansi perusahaan jasa.
G. Petunjuk Penggunaan
Untuk membantu menguasai materi siklus akuntansi
dalam modul ini peserta didik dapat
mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang berurutan. Diharapkan
untuk memaksakan diri sebelum
benar-benar menguasai bagian demi bagian dalam modul ini, karena masing-masing
saling berkaitan. Uji kepahaman dan uji kompetensi menjadi alat ukur tingkat
penguasaan setelah mempelajari materi dalam modul ini.
Jika peserta didik
belum menguasai 80% dari setiap kegiatan, maka peserta didik dapat
mengulangi untuk mempelajari materi yang tersedia dalam modul ini. Apabila
masih mengalami kesulitan memahami materi yang ada dalam modul ini, silahkan
mencatat bagian yang sulit tersebut kemudian diskusikan dengan teman atau
bertanya kepada guru yang bersangkutan. Didalam modul ini, terdapat 15 soal
evaluasi yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda dan 5 soal essay. Peserta
didik diharapkan dapat membaca dan
mengerjakan setiap soal dengan cermat dan teliti.
BAB
2
MATERI
MODUL
A. Kompetensi Dasar
1. Mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa, atas pemberian
amanah untuk mengelola administrasi keuangan entitas.
2. Mengamalkan
ajaran agama dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
menghasilkan informasi keuangan yang mudah dipahami, relevan, andal, dan dapat
diperbandingkan.
3. Memiliki
motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam menemukan dan memahami
pengetahuan dasar tentang komputer akuntansi.
4. Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, responsif dan pro-aktif dalam
berinteraksi secara efektif dalam lingkungan sosial sesuai dengan prinsip etika
profesi bidang komputer akuntansi.
5. Menghargai
kerja individu dan kelompok serta mempunyai kepedulian yang tinggi dalam
menjaga keselarasan lingkungan sosial, lingkungan kerja dan alam.
6. Menjelaskan
siklus akuntansi perusahaan jasa dan proses penyiapan transaksi keuangannya.
7. Menyiapkan
bukti transaksi keuangan perusahaan jasa.
B. Materi Pokok
1. Siklus
akuntansi perusahaan jasa :
· Tahap
pencatatan
· Tahap
pengikhtisaran
· Tahap
pelaporan
2.
Penyiapan transaksi/bukti transaksi :
· Fungsi
pengidentifikasian
· Fungsi
pengukuran
· Fungsi
pendokumentasian
C. Uraian Materi
1. Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa adalah suatu usaha atau lembaga yang
kegiatannya dibidang jasa. Siklus akuntansi merupakan perputaran atau urutan
setiap kejadian atau proses transaksi yang kemudian di analisa sehingga
mengakibatkan terbentuknya sebuah laporan keuangan.
Jadi, siklus akuntansi perusahaan jasa adalah
perputaran atau urutan setiap kejadian atau proses transaksi yang kemudian di
analisa sehingga mengakibatkan terbentuknya sebuah laporan keuangan pada suatu
usaha atau lembaga yang kegiatannya dibidang jasa. Didalam siklus akuntansi
terdapat 3 tahap, disetiap tahapnya terdapat beberapa proses yaitu:
1)
Tahap
Pencatatan
Tahap pencatatan terdiri dari
proses :
a. Siklus Akuntansi 1 : Penjurnalan (General Journal)
Setelah bukti bukti transaksi selesai dinilai, pada siklus
penjurnalan ini adalah menjurnal atau bahasa lainnya mencatat nilai transaksi
yang terdapat pada bukti bukti yang dikumpulkan tersebut kedalam buku catatan
transaksi. proses ini seringkali disebut dengan kegiatan menjurnal. Contoh:
Pada tanggal 1 September pemegang saham menginvestasikan uang tunai $15,000
dalam perusahaan dengan imbalan saham biasa.
a. Siklus Akuntansi 2 : Buku Besar (Ledger)
Penyusunan Buku besar merupakan sebuah proses
dari pengklasifikasian atau pengelompokan terhadap nilai nominal pos akun
masing masin supaya bisa mengetahui saldo dari masing masing akun.
b.
Siklus
Akuntansi 3 : Neraca (Balance Sheet)
Neraca saldo merupakan daftar akun denagn jumlah saldonya
pada waktu tertentu. Tujuan utama dari adanya neraca saldo ini yaitu sebagai
bukti adanya kesamaan matematis dari jumlah debet dan jumlah kredit setelah
terjadinya pemostingan. Neraca saldo ini juga berfungsi untuk sebagai
pendeteksi adanya kesalahan-kesalahan dalam membuat jurnal dan posting, di
samping bermanfaat untuk menysun suatu laporan keuangan. Berikut merupakan
prosedur dalam membuat neraca saldo:
1) Dibuat
daftar judul akun serta jumlah saldonya
2) Dijumlahkannya
kolom debet dan kredit
3) Dibuktikan
kesamaan antara kedua kolom tersebut
1)
Tahap Pengikhtisaran
Tahap
pengikhtisaran ini terdiri dari proses :
a.
Siklus
Akuntansi 4 : Jurnal Penyesuaian (Adjustment)
Jurnal Penyesuaian merupakan kegiatan
penyesuaian antara saldo pada akun dengan perhitungan fisik yang ada. Jurnal Penyesuaian adalah
jurnal yang diperlukan untuk menyesuaikan seluruh catatan dengan keadaan
(fakta) yang sesungguhnya di akhir periode. Tujuan dan Fungsi Jurnal Penyesuaian
adalah supaya perkiraan nominal dan perkiraan riil bisa menunjukkan besar
kecilnya harga, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban yang sesungguhnya dan
yang seharusnya diakui di akhir periode.
Jurnal penyesuaian dibuat berdasarkan pada data
di neraca saldo dan data penyesuaaian akhir periode. Tidak seluruh
pos yang ada pada neraca saldo perlu jurnal penyesuaian.
Diperlukan adanya Ayat Jurnal Penyesuaian (Adjustment
Entry) jika: Terjadi kesalahan dalam menerapkan sebuah perlakuan akuntansi, dan diketahui dalam
tahun atau periode buku yang sama
· Transaksi diakui terlalu kecil atau terlalu kecil
· Pengakuan yang terlalu awal (dini) atau terlalu akhir
(dibelakang)
· Penerapan metode penyusutan aset tetap yang tidak sesuai
Jurnal Penyesuaian dilakukan sebelum Penutupan Buku,
Prosedurnya:
- Menyiapkan bukti transaksi yang butuh disesuaikan
- Print Out buku besar dan detail transaksi yang mengandung transaksi yang perlu disesuaikan
- Teliti mengapa diperlukan penyesuaian dan kenapa bisa terjadi
- Menentukan besarnya nominal transaksi yang harusnya terjadi, dan kemudian dibandingkan dengan jurnal yang pernah dicatat. Maka akan didapat selisihnya
- Menyiapkan daftar jurnal penyesuaian yang nantinya akan di rekomandasikan
- Melakukan Jurnal Penyesuaian setelah disetujui oleh financial controller atau atasan yang lain.
Ayat jurnal penyesuaian dapat diklasifikasikan sebagai
pembayaran di muka (prepayment)
ataupun akrual (accrual).
1)
Beban Dibayar
Dimuka (Prepaid Expense)
Beban
yang dibayarkan secara tunai yang kemudian dilakukan pencatatan sebagai suatu
aktiva sebelum digunakan atau dikonsumsi diidentiikasikan sebagai beban dibayar
di muka (prepaid expenses). Bila biaya telah terjadi, maka kemudian akun
aktiva ini akan didebet yang berguna dalam menunjukkan jasa atau manfaat yang
akan diterima di masa yang akan datang. Contoh dari beban di bayar di muka
seperti asuransi, biaya sewa, iklan, dan lain-lain. Beban dibayar di muka
lambat laun akan mengalami masa jatuh tempo, baik akibat berlalunya waktu
(contohnya sewa, asuransi), ataupun karena konsumsi atau pemakaian (misalnya
perlengkapan).
2)
Pendapatan yang Belum Dihasilkan (Accrued Revenues)
Pendapatan
yang diterima dalam bentuk kas dan dicatat sebagai kewajiban sebelum dihasilkan
dinamakan pendapatan yang belum dihasilkan (unearned revenues).
Contohnya hampir sama seperti prepaid expenses, yaitu seperti sewa,
langganan majalah, pulsa, dan lain-lain. Unearned revenues ini merupakan
prepaid expenses dari sisi perusahaan yang menjual jasa tersebut.
Apabila pembayaran diterima oleh sebuah perusahaan untuk jasa yang akan
disediakan di periode akuntansi lainnya, maka akun pendapatan yang belum
dihasilkan harus dikredit untuk mengakui kewajiban yang muncul. Pendapatan yang
belum dihasilkan akan diakui/diterima apabila jasa telah diterima oleh konsumen.
3)
Pendapatan Akrual
(Accruel Revenues)
Pendapatan
yang telah dihasilkan tetapi belum diterima dalam bentuk kas atau dicatat pada
tanggal laporan keuangan disebut pendapatan akrual. (accrual revenues).
Pendapatan akrual dapat terakumulasi menjadi hak perusahaan seiring berjalannya
waktu, seperti bunga dan sewa. Ayat jurnal penyesuaian diperlukan untuk
memperlihatkan piutang yang timbul pada tanggal neraca dan juga dapat mencatat
pendapatan yang telah dihasilkan selama satu periode tersebut. Sebelum penyesuaian,
baik ativa maupun pendapatan ditetapkan masih terlalu rendah. Untuk itu, ayat
jurnal penyesuaian untuk pendapatan akrual berupa debet (menaikkan) pada akun
aktiva dan kredit (menaikkan) pada akun pendapatan.
4)
Beban Akrual (Accruel Expenses)
Beban
yang telah terjadi namun belum dibayarkan atau dicatat pada tanggal laporan
keuangan disebut sebagai beban akrual (accrual expenses). Contohnya
seperti bunga, gaji, pajak, dan lain-lain. Beban akrual yang terjadi di suatu
perusahaan merupakan pendapatan akrual di perusahaan lain yang berinteraksi
dengannya. Sebagai contohnya adalah pendapatan jasa akrua sebesar $2.000 dalam
pembukuan Pioneer Advertising merupakan beban akrual dalam pembukuan kilen yang
menerima jasa Pioneer. Ayat jurnal penyesuaian untuk beban akrual akan berupa
debet (menaikkan) akun beban dan kredit (menaikkan) pada akun kewajiban.
Contoh dan Cara
Jurnal Penyusutan
Debit Perkiraan yang diakui terlalu kecil dan
kredit lawan rekeningnya sebesar nominal selisihnya.Misalnya :
Pembelian Bahan Baku
Rp 1.000.000 diakui terlalu besar.
Khusus untuk masalah 'waktu pengakuan' yang
tidak sesuai : Baik itu terlalu dini atau terlalu akhir diakui, penanganan dalam
masalah “waktu pengakuan” (tanggal) yang salah tergantung kebijakan dari
manajemen masing masing perusahaan. Apabila kesalahan “waktu pengakuan” atau
salah tanggal terjadi "tanggal pisah batas" (Tidak melewati cut off
date) periode laporan, maka masalah tersebut bukanlah permasalahan yang serius.
Tapi khusus akun/rekening UTANG ataupun
PIUTANG, persoalan tanggal adalah serius, karena bisa mempengaruhi terhadap
potongan harga (discount) yang seharus diterima atau diberikan. Jadi semestinya
tetap dilakukan jurnal penyesuaian.
a.
Siklus Akuntansi 5 : Neraca Saldo
Setelah Di Sesuaikan (Adjusted
Trial Balance)
Setelah ayat jurnal penyeseuaian dibuat dan diposting, neraca
saldo berikutnya lalu dibuat dari adanya akun-akun di buku besar. Neraca saldo
ini disebut neraca saldo yang disesuaikan (adjusted trial balance).
Neraca saldo ini selanjutnya memperlihatkan jumlah saldo dari semua akun,
termasuk akun-akun yang telah mendapat penyesuaian di akhir periode tersebut.
Tujuan adanya neraca saldo yang telah disesuaikan ini yaitu untuk menampilkan
pengaruh dari semua jenis kejadian keuangan yang telah terjadi selama satu
periode akuntansi perusahaan.
b.
Siklus
Akuntansi 6 : Neraca Lajur (Work Sheet)
Neraca Lajur atau Neraca Percobaan setelah Penyesuaian
dilakukan jika saldo masih belum seimbang, pada langkah neraca percobaan
diulang lagi dan langkah jurnal penyesuaian juga harus diulang lagi hingga
kondisinya menjadi seimbang. Contoh neraca lajur (Work Sheet) :
1)
Tahap Pelaporan
Tahap
pelaporan terdiri dari proses :
a.
Siklus
Akuntansi 7 : Laporan Keuangan (Financial
Statement)
Siklus Akuntansi selanjutnya adalah menyusun
laporan keuangan yang berupa :
b. Siklus Akuntansi 8 : Jurnal Penutup (Clossing Entries)
Siklus Akuntansi perusahaan jasa berikutnya
adalah membuat jurnal penutup, jurnal penutup ini dilakukan kepada beberapa pos
akun yang berpengaruh terhadap Laporan Laba Rugi serta Laporan Perubahan Modal.
Pos pos yang ditutup adalah seluruh pendapatan, beban, penarikan ekuitas
(prive) dan Laba Rugi.
Jurnal Penutup merupakan bagian dari siklus akuntansi,
didalam Siklus Akuntansi, setelah ayat jurnal penyesuaian selesai
diposting kedalam buku besar, maka data-data yang ada pada akun buku besar akan
sesuai dengan data-data yang dilaporkan didalam laporan keuangan. saldo
rekening akun yang tercantum dalam neraca akan terus diakumulasi dari periode
ke periode sehingga akun tersebut bersifat relatif permanen, dan kemudian
disebut dengan akun riil (real account).
Sedangkan saldo rekening akun pada laporan laba rugi dan akun
penarikan oleh pemilik dilaporkan pada laporan perubahan modal, tidak diakumulasi
dari periode ke periode akuntansi karena rekening akun ini hanya melaporkan
jumlah nominal pada satu periode saja, didalam akuntansi akun ini dikategorikan
sebagai "akun sementara" atau disebut juga akun "nominal".
Karena akun nominal ini hanya menunjukkan jumlah nominal pada satu periode
akuntansi saja, maka rekening akun jenis ini harus memiliki saldo 0 (nol)
diawal periode akuntansi. Supaya akun ini bisa menjadi NOL (0), maka perlu
dibuatkan jurnal penutup.
Jurnal Penutup (Closing
Entries) adalah jurnal akuntansi harus dibuat untuk menjadikan rekening
akun akun sementara (temporer) menjadi bersaldo NOL (0) pada akhir periode
akuntansi. atau dalam bahasa yang lebih sederhana, Jurnal Penutup merupakan
ayat jurnal yang perlu dibuat pada akhir periode untuk menutup rekening akun
nominal (sementara).
Yang termasuk rekening akun nominal atau akun
temporer adalah rekening akun yang ada pada laporan laba rugi pada periode
berjalan serta akun penarikan modal oleh pemilik (prive). akun yang ada
pada laporan laba rugi akan ditutup dengan akun ikhtisar laba rugi
dan karena prive akan mengurangi modal, maka akun prive ditutup pada rekening
modal. Adapun Tujuan dan Fungsi Jurnal Penutup disusun diantaranya
adalah sebagai berikut:
·
Untuk memisahkan transaksi
akun pendapatan dan beban tidak bercampur aduk dengan jumlah nominal dari
pendapatan dan beban pada tahun selanjutnya
·
Guna menyajikan neraca
awal periode berikutnya stelah dilaksanakan penutupan buku
·
Agar mempermudah jika
dilaksanakan pemeriksaan karena telah dilakukan pemisahan transaksi yang
terjadi di periode sebelumnya dengan transaksi-transaksi pada periode akuntansi
selanjutnya
·
Untuk menyajikan informasi
keadaan yang sebenarnya (riil) suatu perusahaan setelah dilakukan penutupan
buku (jurnal penutup). laporan keuangan hanya akan memperlihatkan tentang akun
yang sesungguhnya (riil) saja. yang terdiri atas harta, kewajiban dan ekuitas
Menutup Akun Nominal
Berikut akun akun nominal yang perlu dibuatkan Jurnal Penutup :
·
Akun Pendapatan
Menutup seluruh rekening akun pendapatan dengan cara memindahkan
rekening
(Mendebit akun pendapatan dan mengkredit ikhtisar laba rugi)
·
Akun Beban
Menutup Seluruh rekening akun beban dengan memindahkan rekening
akun beban ke
(Mendebit ikhtisar laba rugi dan mengkredit beban)
·
Ikhtisar Laba Rugi
Menutup
akun ikhtisar laba rugi dengan cara memindahkan saldo ikhtisar laba rugi ke akun
modal. Disini ada dua kondisi yang bisa terjadi, Bisa Laba (pendapatan lebih
besar dari beban) atau terjadi Rugi (pendapatan lebih kecil dari beban).
Apabila memperoleh laba, akun ikhtisar laba rugi didebitkan dan akun modal
dikredit. Contoh jurnal:
·
Akun Prive
Menutup Akun Prive (penarikan modal oleh pemilik, biasanya hanya
terjadi pada perusahaan skala kecil) dengan cara memindahkan akun prive ke
rekening akun modal. Contoh jurnal:
(mendebit modal dan menkredit prive)
Notes:
Jurnal
penutup yang disusun tergantung dari bentuk perusahaan, bisa PT, firma ataupun
perusahaan perseorangan karena strukture modal dari jenis jenis perusahaan
diatas tentu saja berbeda.
c.
Siklus Akuntansi 9 : Neraca Saldo Setelah Penutupan (Trial Balance After Clossing)
Neraca saldo setelah penutupan atau yang sering disebut
sebagai neraca saldo pasca-penutupan ini pembuatannya setelah adanya jurnal
penutup, isinya hanya berupa akun-akun riil seperti aktiva, ekuitas pemilik,
dan kewajiban yang tidak ditutup oleh jurnal penutup.
Jurnal Pembalik merupakan siklus akuntansi
proses terakhir. Jurnal pembalik dilakukan untuk menutup beberapa post akun
yang sudah ditutup sebelumnya, semisal pembayaran sewa dibayar dimuka dan yang
lainnya.
Jurnal Pembalik (Reversing
Entry)
dalam siklus akuntansi, setelah dilakukan penutupan buku besar serta membuat
neraca saldo setelah penutupan, saat awal tahun pada periode akuntansi
selanjutnya, sebelum memulai pencatatan suatu transaksi pada periode akuntansi
yang baru / tahun buku baru terkadang perusahaan butuh untuk menyesuaikan lagi
rekening akun akun yang sudah dibuat jurnal penyesuaian.
Dan ayat jurnal yang diperlukan untuk melakukan
hal tersebut adalah " Jurnal
Pembalik ". Bisa kita artikan jurnal pembalik adalah ayat
jurnal yang disusun saat awal periode akuntansi yang baru untuk membalik akun
jurnal penyesuaian tertentu. Tidak seluruh jurnal penyesuaian perlu dibuatkan
jurnal pembalik. ayat jurnal ini dibutuhkan agar terhindar dari kesalahan
pencatatan ketika awal periode akuntansi yang baru. Jurnal Pembalik ini sifatnya opsional.
dilakukan jika dirasa perlu. Fungsi Jurnal Pembalik
Adapun Fungsi Jurnal Pembalik atau tujuan
dibuat jurnal pembalik antara lain untuk:
·
Mempermudah pencatatan
transaksi pada awal periode akuntansi yang baru, terutama yang berhubungan
dengan ayat jurnal penyesuaian
·
Menyederhanakan penyusunan
jurnal pada periode akuntansi berikutnya. jurnal pembalik dapat memberikan
manfaat bila perusahaan membuat ayat jurnal yang jumlahnya banyak
·
Meminimalisir kesalahan
atau kekeliruan yang mungkin bisa terjadi, seperti menghindari pengakuan biaya
atau pendapatan yang double karena penyusunan ayat jurnal penyesuaian.
untuk transaksi yang akrual dan transaksi yang deferral tertentu.
Dan sekali lagi perlu untuk diingat, jurnal pembalik bukanlah
suatu keharusan, tergantung dari sistem pencatatan akuntansi yang ditetapkan
perusahaan dalam pengakuan harta atau beban dan kewajiban atau pendapatan. dan
sekali perusahaan menetapkan penggunaan pendekatan pendapatan dan beban, maka
perusahaan seharusnya tetap konsisten dalam penerapannya, tidak berubah ubah
dan harus dipertahankan.
Dalam menyusun ayat jurnal pembalik berdasarkan dari jurnal
penyesuaian, tanda tanda suatu akun jurnal penyesuaian membutuhkan jurnal
pembalik adalah apabila suatu akun jurnal penyesuaian mmemunculkan akun riil
yang baru atau belum terlihat di neraca saldo. Beberapa
akun jurnal penyesuaian yang membutuhkan jurnal pembalik:
- Beban yang masih harus dibayar
- Beban yang dibayar dimuka (jika tercatat sebagai beban)
- Pendapatan yang masih akan diterima
- Pendapatan yang diterima dimuka (jika tercatat sebagai pendapatan)
- Pemakaian atas Perlengkapan (bila tercatat sebagai beban)
Contoh Jurnal Pembalik
Contoh Jurnal Pembalik
Contoh Jurnal Pembalik
Contoh Jurnal Pembalik
1.
Penyiapan
Transaksi
Penyiapan transaksi merupakan tahap penginputan, yaitu
menjadikan transaksi siap untuk diolah oleh akuntansi. Kekurang-optimalan dalam
penyiapan transaksi akan mempengaruhi proses dan bahkan output yang dihasilkan
akuntansi. Sebagaimana telah dibahas, input akuntansi adalah transaksi, yaitu
peristiwa atau kejadian yang menyebabkan terjadinya perubahan dana. Terdapat 3
(tiga) fungsi utama dalam penyiapan transaksi, yaitu:
a. Fungsi
pengidentifikasian; menangkap peristiwa yang memenuhi syarat sebagai
transaksi.
b. Fungsi
pengukuran; mengkuantifikasi transaksi menggunakan alat ukur tertentu.
c. Fungsi
pendokumentasian; merekam transaksi ke dokumen atau bukti.
1)
Pengidentifikasian
Transaksi
Peristiwa atau
kejadian dapat diklasifikasi menjadi 2 (dua), yaitu peristiwa ekonomi
(transaksi) dan peristiwa non-ekonomi (non-transaksi). Peristiwa diklasifikasi
sebagai transaksi jika memenuhi 2 (dua) kriteria sebagai berikut:
a. Menyebabkan
perubahan dana, dan
b. Dapat
diukur menggunakan satuan dana Akuntansi hanya memproses transaksi. Oleh
karena itu, perusahaan harus mengidentifikasi peristiwa bisnis yang terjadi,
apakah memenuhi kriteria sebagai transaksi atau sebagai non-transaksi.
2)
Pengukuran
Transaksi
Pengukuran merupakan salah satu fungsi penting dan
krusial di akuntansi. Pengukuran yang tidak tepat ataupun tidak akurat akan menghasilkan
informasi keuangan yang berisiko menyesatkan. Satuan ukuran yang digunakan di
akuntansi sejauh ini adalah unit moneter atau satuan uang.
Dengan menggunakan satuan uang maka interpretasi
atas informasi yang
disajikan akuntansi diharapkan dapat lebih baku. Penggunaan satuan moneter juga memungkinkan informasi akuntansi dapat digabungkan dan dibandingkan untuk memberi gambaran yang komprehensif tentang perusahaan. Lebih lanjut, informasi akuntansi suatu perusahaan dapat dibandingkan dengan informasi akuntansi perusahaan lain. Terdapat beragam pengukuran, diantaranya adalah 4 jenis pengukuran yang didiskusikan di literatur akuntansi, yaitu:
disajikan akuntansi diharapkan dapat lebih baku. Penggunaan satuan moneter juga memungkinkan informasi akuntansi dapat digabungkan dan dibandingkan untuk memberi gambaran yang komprehensif tentang perusahaan. Lebih lanjut, informasi akuntansi suatu perusahaan dapat dibandingkan dengan informasi akuntansi perusahaan lain. Terdapat beragam pengukuran, diantaranya adalah 4 jenis pengukuran yang didiskusikan di literatur akuntansi, yaitu:
a. Biaya
historis (historical cost);
b. Biaya
kini (current cost);
c. Nilai
realisasi/penyelesaian (realizable/settlement
value).
3)
Pendokumentasian
Transaksi
Pendokumentasian transaksi adalah:
a. Semua
kegiatan yang berkaitan dengan photo, dan penyimpanan photo.
b. Pengumpulan,
pengolahan, dan penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan.
c. Kumpulan
bahan atau dokumen yang dapat digunakan sebagai asas bagi sesuatu kejadian, penghasilan
sesuatu terbitan.
d. Penyimpanan
bahan-bahan deskrepsi tertulis dari program komputer.
e. Ruang
lingkup kerja yang meliputi pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan
informasi.
f. Penyediaan
atau pengumpulan bukti atau keterangan, umumnya berari pencarian, penyelidikan,
pengumpulan,, penyusunan, pengawetan, pemakaian, dan penyediaan.
g. Arsip
kliping, surat kabar, foto-foto dan bahan referens yang dapat digunakan
sewaktu-waktu untuk melengkapi berita atau karangan dalam Pers.
h. Instruction, admonition
(Instruksi, Peringatan)
i.
The
act or an instance of furnishing or authenticating with documents
(Tindakan atau suatu kejadian memperlengkapi atau membuktikan keaslian dengan
dokumen)
j.
The
provision of ships papers to a ship (Kelengkapan dokumen
pengiriman melalui kapal/pesawat).
k. Surat
berharga, surat bukti yang diperlukan bagi sidang pengadilan.
l.
Surat yang dimiliki pemerintah,
perusahan lain.
m. Pendokumentasian,
mendokumenkan, mendokumentasi, system dari dokumen.
n. Sesuatu
yang tertulis, tercatat yang dipakai sebagai bukti atau keterangan.
o. Pemberian
atau pengumpulan bukti-bukti dsb.
p. Deskripsi
tertulis dari program computer.
q. Ruang
lingkup kerja yang meliputi pengumpulan, pemilihan, pengolah, dan penyimpanan informasi.
r.
Pencarian, penyelidikan, pengumpulan,
penguasaan, pengawetan, penyusunan, pemakain dan penyediaan.
s. Penyimpanan
bukti-bukti.
t.
Collecting,
selecting, procesing, and keeping information in a field of science.
B. Rangkuman
1.
Siklus
Akuntansi Perusahaan Jasa
Siklus akuntansi perusahaan jasa adalah perputaran
atau urutan setiap kejadian atau proses transaksi yang kemudian di analisa
sehingga mengakibatkan terbentuknya sebuah laporan keuangan pada suatu usaha
atau lembaga yang kegiatannya dibidang jasa. Didalam siklus akuntansi terdapat
3 tahap, disetiap tahapnya terdapat beberapa proses yaitu:
1)
Tahap
Pencatatan
Tahap pencatatan terdiri dari
proses :
a.
Siklus
Akuntansi 1 : Penjurnalan
Penjurnalan adalah
suatu proses etelah bukti bukti
transaksi selesai dinilai. Pada siklus penjurnalan ini adalah menjurnal atau
bahasa lainnya mencatat nilai transaksi yang terdapat pada bukti bukti yang
dikumpulkan tersebut kedalam buku catatan transaksi.
b. Siklus Akuntansi 2 : Buku Besar
Penyusunan Buku besar merupakan sebuah proses dari
pengklasifikasian atau pengelompokan terhadap nilai nominal pos akun masing
masing supaya bisa mengetahui saldo dari masing masing akun.
c.
Siklus
Akuntansi 3 : Neraca
Neraca saldo merupakan daftar akun denagn jumlah saldonya
pada waktu tertentu.
2)
Tahap Pengikhtisaran
Tahap
pengikhtisaran ini terdiri dari proses :
a.
Siklus
Akuntansi 4 : Jurnal Penyesuaian
Jurnal Penyesuaian merupakan kegiatan penyesuaian antara
saldo pada akun dengan perhitungan fisik yang ada. Jurnal Penyesuaian adalah
jurnal yang diperlukan untuk menyesuaikan seluruh catatan dengan keadaan
(fakta) yang sesungguhnya di akhir periode. Ayat jurnal penyesuaian
dapat diklasifikasikan sebagai pembayaran di muka (prepayment) ataupun
akrual (accrual).
b.
Siklus Akuntansi 5 : Neraca Saldo
Setelah Di Sesuaikan (Adjusted
Trial Balance)
Setelah ayat jurnal penyeseuaian dibuat dan diposting, neraca
saldo berikutnya lalu dibuat dari adanya akun-akun di buku besar. Neraca saldo
ini disebut neraca saldo yang disesuaikan (adjustment trial balance).
Neraca saldo ini selanjutnya memperlihatkan jumlah saldo dari semua akun,
termasuk akun-akun yang telah mendapat penyesuaian di akhir periode tersebut.
c.
Siklus
Akuntansi 6 : Neraca Lajur
Neraca Lajur atau Neraca Percobaan setelah Penyesuaian
dilakukan jika saldo masih belum seimbang, pada langkah neraca percobaan
diulang lagi dan langkah jurnal penyesuaian juga harus diulang lagi hingga
kondisinya menjadi seimbang.
3)
Tahap Pelaporan
Tahap
pelaporan terdiri dari proses :
a.
Siklus
Akuntansi 7 : Laporan Keuangan
Siklus Akuntansi selanjutnya adalah menyusun
laporan keuangan yang berupa laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas
(laporan perubahan modal), dan neraca.
b. Siklus Akuntansi 8 : Jurnal Penutup
Siklus Akuntansi perusahaan jasa berikutnya
adalah membuat jurnal penutup, jurnal penutup ini dilakukan kepada beberapa pos
akun yang berpengaruh terhadap Laporan Laba Rugi serta Laporan Perubahan Modal.
Pos pos yang ditutup adalah seluruh pendapatan, beban, penarikan ekuitas
(prive) dan Laba Rugi.
Neraca saldo setelah penutupan atau yang sering disebut
sebagai neraca saldo pasca-penutupan ini pembuatannya setelah adanya jurnal
penutup, isinya hanya berupa akun-akun riil seperti aktiva, ekuitas pemilik,
dan kewajiban yang tidak ditutup oleh jurnal penutup.
d.
Siklus
Akuntansi 10 : Jurnal Pembalik
Jurnal Pembalik merupakan siklus akuntansi proses terakhir.
Jurnal pembalik dilakukan untuk menutup beberapa post akun yang sudah ditutup
sebelumnya, semisal pembayaran sewa dibayar dimuka dan yang lainnya.
2.
Penyiapan
Transaksi
Penyiapan transaksi merupakan tahap penginputan,
yaitu menjadikan transaksi siap untuk diolah oleh akuntansi. Kekurang-optimalan
dalam penyiapan transaksi akan mempengaruhi proses dan bahkan output yang
dihasilkan akuntansi. Sebagaimana telah dibahas, input akuntansi adalah
transaksi, yaitu peristiwa atau kejadian yang menyebabkan terjadinya perubahan
dana. Terdapat 3 (tiga) fungsi utama dalam penyiapan transaksi, yaitu:
d. Fungsi
pengidentifikasian; menangkap peristiwa yang memenuhi syarat sebagai
transaksi.
e. Fungsi
pengukuran; mengkuantifikasi transaksi menggunakan alat ukur tertentu.
f. Fungsi
pendokumentasian; merekam transaksi ke dokumen atau bukti.